Kebersamaan dan kesetaraan dalam gerakan Wisata Ramah
oleh : Ade Zaenal Mutaqin
Wisata ramah adalah sebuah perilaku manusia dalam pembangunan dan aktivitas pariwisata yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan yang berkelanjutan atau bertambahnya kebaikan. Kebaikan yang berkelanjutan tidak sebatas untuk kebaikan manusia sebagai puncak tertinggi dari ekosistem, terlebih di miliki oleh sebagian golongan atau kelompok manusia yang memiliki kekuatan modal, kekuatan mempengaruhi dan mengendalikan, serta kekuatan membeli sumberdaya manusia pariwisata. Namun, kebaikan berkelanjutan adalah upaya manusia dalam memanpaatkan sumberdaya alam, budaya dan kearifan lokal untuk diwariskan pada generasi selanjutnya dalam dunia pariwisata
Salah satu perilaku dalam wisata ramah adalah membangkitkan kebersamaan dan kesetaraan dalam aktivitas pariwisata, baik dalam pembangunan ataupun kegiatan wisata. Kebersamaan dalam wisata ramah adalah upaya masyarakat pariwisata untuk bekerja dan berkarya berdasar pada nilai-nilai gotong royang yang menjadi akar sekaligus penciri bangsa Indonesia. Pembangunan pariwisata itu bukan sebatas hanya tanggung jawab pemerintah atau pengusaha pariwisata, namun pembangunan pariwisata menjadi tanggung semua elemen masyarakat pemilik budaya, pemilik pesona alam, pemilik kearifan lokal dan pemilik adat istiadat.
Kesetaraan dimaknakan bahwa masyarakat disekitar Obyek dengan Daya Tarik Wisata memiliki hak yang sama, meliputi hak perencanaan, hak pengelolaan dan kebijakan berupa keputusan dalam pembangunan maupun dalam pengelolaan dengan para pihak lainnya. Kesetaraan pun di ukur pada nilai-nilai profesionalitas dan kontribusi seseorang atau masyarakat dalam aktivitas wisata maupun pembangunan pariwisata.
Suatu ketika Konfusius berkata, “Aku ingin engkau pergi bersamaku dan menyamaratakan sepenuhnya kekaisaran ini”. Sang pelayan menjawab: “kekaisaran tidak dapat disamaratakan; di sini ada pegunungan-pegunungan yang tinggi, di sana ada danau-danau dan sungai-sungai. Jika pegunungan-pegunungan tinggi harus diratakan, maka burung-burung dan binatang-binatang buas tidak memiliki tempat tinggal; jika danau-danau dan sungai-sungai itu harus ditimbun sampai penuh, maka ikan dan kura-kura tidak mempunyai lagi tempat berenang; jika kita menghilangkan raja dan para bangsawan, maka akan banyak terjadi perselisihan tentang benar dan salah di antara rakyat; sedang jika kita menghapuskan budak dan pelayan, maka siapa yang akan melayani para pangeran?” (Sumber: Richter, 1987: 221)
Baca Juga : Membangun Indonesia-ku dari Desa dengan Wisata Ramah
Wisata Ramah adalah bentuk pariwisata yang menitik beratkan pada kelestarian alam, keberlanjutan lingkungan dan berkah terhadap masyarakat di sekitar obyek dengan daya tarik wisata, Menyangkut wisata alternatif, dimiliki dan dilakukan oleh masyarakat sebagai pemilik lingkungan dan pesona keindahan alam, pemilik sosial budaya dan kearifan lokal, serta pemilik keramah tamahan, guna memenuhi sensasi dan minat terdalam wisatawan dalam aktivitas pariwisata. ( Mutaqin, Ade Zaenal; 2017, Hand Out Konferensi Nasional “Bersama Bersatu Memajukan Pariwisata Danau Toba” Universitas Sumatra Utara)
Wisata Ramah merupakan gerakan untuk pariwisata berkelanjutan dan berkeadilan dengan mengusung tiga (3) pilar utamanya, yaitu : 1) Memberkahi masyarakat pemilik lingkungan dan pesona keindahan alam, pemilik sosial budaya dan kearifan lokal, serta pemilik keramah tamahan; Selama ini keberkahan pada masyarakat hanya diukur secara ekonomi semata, layaknya seperti seorang pengusaha yang akan merasa cukup ketika ia dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara ekonomi dengan menjadikan masyarakat disekitar ODTW sebagai buruh pariwisata, atau sebuah perusahaan pariwisata akan merasa hebat ketika ia dapat memberikan sumbangan (CSR) di tempat sekitar masyarakat bermukim dengan timbal baliknya logo perusahaan yang terpampang di pintu gerbang dan sudut-sudut desa, ditempat dimana kebudayaan, kearifan lokal dan keramah tamahan masyarakat di jual dengan mempertontonkannya kepada wisatawan oleh perusahaan wisata. Padahal, sesungguhnya masyarakat adalah pemilik kebudayaan, pemilik kearifan lokal dan pemilik keramah tamahan yang menjadi obyek pariwisata.
Pilar yang kedua (2) adalah keberkahan terhadap alam dan lingkungan, dimana alam dan lingkungan yang asri merupakan warisan untuk masa depan yang harus dikelola secara keberlanjutan (sustainable development). Adanya exploitasi alam dan atau lingkungan dan yang terkandung didalamnya untuk kepentingan pariwisata secara ekstrem yang mengakibatkan perubahan ekologi dan sosial itu merupakan pembangunan pariwisata yang tidak ramah. Dan pilar ketiganya (3) bahwa semua pemilik (stakeholder) mendapatkan manfaat dan di untungkan dari pariwisata secara berkeadilan. Wisata Ramah #EtaPisan
Artikel Wisata Ramah
- Baca : Wisata Ramah; the triangle of Wisata Ramah
- Baca : Wisata Ramah ; Membangun Pariwisata Indonesia dari Desa Wisata
- Baca : Wisata Ramah, Mental kelas dalam wisata desa
- Baca : Membangun Indonesia dari Desa Wisata dengan Wisata Ramah
- Baca : Gerakan Wisata Ramah #EtaPisan ! ; Sebuah Muasal
- Baca : Gerakan Wisata Ramah | Membangun Pariwisata Indonesia dari Desa Wisata
- Baca : Ekowisata Halimun Salak Desa Wisata Malasari Peraih Indonesian Sustainable Tourism Award 2017
Di gugusan Pegunungan Halimun banyak terdapat pesona alam yang indah berbalut budaya, adat istiadat dan kearifan lokal yang masih dianutnya. Mengelola pariwisata di gugusan Halimun oleh masyarakat yang berpijak pada prinsip Wisata Ramah sudah dilakukan di desa-desa dalam gugusan Halimun maupun zona-zona penyangganya, seperti Desa Wisata Malasari, Desa Wisata Kiarasari, Desa Wisata Tapos-1, Desa WIsata Ciasihan, dls. Untuk dapat berkunjung ke Desa wisata dalam gugusan Halimun, anda dapat menghubungi HOTLINE kami.
Paket Wisata
Paket wisata Halimun Adventure Journey merupakan tindakan perjalanan berpetualang dan atau kegiatan berwisata yang dilakukan dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak guna menikmati keindahan bentang alam serta atraksinya dengan segala fenomena estetika yang unik dan sifatnya menarik serta tidak biasa. Lihat Youtube
Dapatkan paket wisataPaket wisata Halimun Lembur Experience adalah kegiatan wisata yang seiring mendapatkan pengetahuan dan atau keterampilan yang diperoleh dari interaksi secara langsung antara wisatawan dengan masyarakat lokal dalam sebuah peristiwa bertani, berkerajinan dan berkesenian di kampung dalam gugusan TNGHS. Lihat Youtube
Dapatkan paket wisataPaket wisata Halimun Wildlife and Nature merupakan wisata petualangan guna merasakan misteri terdalam keindahan hutan Taman Nasional Halimun Salak dengan keragaman pesona flora faunanya yang liar pun lanskap alamnya . Jika beruntung, anda akan melihat elang Jawa terbang melintas batas angkasa raya atau seekor macan yang berjalan disela pepohonan.
Dapatkan paket wisataRampes....!, Sebuah kata bermagis menjawab sapaan salam budaya ketika anda tiba pertama kali tiba di Kasepuhan Banten Kidul yang menghadirkan perilaku adat berbalut alam yang mempesona. Dengan bermukim sebentar saja dalam paket Halimun Adventure Ethnic, anda akan melewati hari-hari berpetualang di magnetnya kerifan lokal, budaya dan alam yang memukau.
Dapatkan paket wisataLiveIn dengan muatan Pawon Experience adalah paket turunan Halimun lembur Experience, LiveIn merupakan program wisata edukasi untuk membangkitkan kepedulian sosial dan lingkungan bagi pelajar sekolah dan mahasiswa dengan mengikuti aktivitas keseharian penduduk desa dalam kearifan lokalitasnya di kawasan lingkar gugusan Halimun
Dapatkan paket wisataPaket Camping, Camping merupakan kegiatan rekreasi di luar ruang dan tidur menggunakan tenda dengan beragam aktivitas utamanya seperti Gathering, Outing pun Camping ceria. Dengan fasilitas yang unik dan menarik, tenda yang biasa dipasang diatas tanah, di Wisata Halimun kini di pasang diantara pepohonan hutan halimun yang populer dengan sebutan flying camp.
Dapatkan paket wisata