Jelajahi keajaiban suku Baduy Dalam dan temukan kekayaan budaya yang tak ternilai, nikmati kehidupan sederhana, jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, dan terhubung dengan alam yang masih alami. Saksikan tradisi nenek moyang yang dijaga dengan penuh kebanggaan oleh masyarakat Baduy Dalam.
Dengan perjalanan yang menantang, wisatawan dapat menjelajahi keindahan alam yang memukau, dari hutan hijau yang rimbun hingga sungai yang jernih. Rasakan kehadiran spiritual yang mendalam melalui upacara adat dan persembahan kepada leluhur. Rasakan pula kehangatan keramahtamahan masyarakat Baduy Dalam yang terbuka untuk berbagi pengalaman dan kearifan lokal mereka.
Nikmati kehidupan yang berdampingan dengan alam dan jauh dari modernisasi di Wisata Baduy Dalam. Dapatkan pengalaman wisata yang tak terlupakan dan bawa pulang kenangan yang berharga. Temukan kedamaian dalam kehidupan yang sederhana dan alami.
Kunjungi sekarang dan hadirkan kesempurnaan pada perjalanan wisata Anda. Saksikan keindahan budaya dan alam yang belum terjamah di Wisata Baduy Dalam. Dapatkan pengalaman yang berbeda dan nilai tambah yang tak ternilai dari perjalanan ini.
Kami bukan orang baduy, kamimah urang kanekes !
Wisata Baduy – sebagai salah satu daya tarik wisata ke perkampungan baduy adalah kealamian alam dan masyarakat yang sangat menjungjung tinggi nilai-nilai harmonisasi dalam keterpaduan antara manusia, hutan dan lingkungan nya. Budaya baduy yang kuat memegang teguh nilai-nilai leluhur merupakan benteng utama dunia luar tidak memiliki kekuatan intervensi terhadapat komunitasnya.
Kalimat Baduy dalam satu versi awalnya merupakan sebutan para peneliti Belanda yang mempersamakan gaya kehidupan nomaden komunitas ini seperti masyarakat arab baduwi yang hidupnya berpindah pindah, versi lainnya dikarenakan dalam wilayah komunitas mereka terdapat gunung Baduy dan sungai Baduy. Namun pada kalangan komunitas mereka sendiri menyebutnya dengan sebutan orang kanekes atau urang kanekes dalam bahasa sunda pun urang Cibeo yang mengacu pada nama kampung yang di tempati.
Bila merujuk pada naskah kuno Koropak 630 Sanghyang Siksakandang Karesian, orang Baduy berasal pada pendeta (wiku) yang mengamalkan Jatisunda. Sisa dari kabuyutan Jatisunda adalah Sasaka Domas yang berada di wilayah Baduy dalam dan menjadi pusat “dunia”-nya orang Baduy pun ada pendapat lain bahwa orang Baduy diperkirakan berasal dari keturunan Kerajaan Pajajaran yang melarikan diri ke Gunung Kendeng akibat diserang oleh kerajaan Islam dari Banten dan Cirebon (sumber : uun-halimah)
“Dikisahkan bahwa Prabu Pucuk tidak mampu menghadapi tentara kerajaan Cirebon pada penyerangan ke istana Kerajaan pajajaran, dia dan beberapa mentri kerajaan serta pasukan nya melarikan diri ke hutan, bersembunyi di balik gunung dan jurang. Berbulan-bulan bahkan menahun mereka menghindar dari tentara penyerang. Akhirnya Prabu Pucuk beserta rombongan yang sedang melarikan diri pun tiba di sebuah hutan perawan yang padat vegetasinya yang disebut Mandala Singkah, disitulah mereka berhenti dan tempat pertama mereka berhenti disebut Panembahan Arca Domas, terletak di hulu sungai Ciujung.” Kisah yang berkembang ini menceritakan tentang asal leluhur urang kanekes.
Penampilan urang kanekes secara fisik maupun bahasa menyamai dengan masyarakat sunda pada umumnya, dengan sedikit perdedaan yaitu pada kepercayaan dan cara hidup. orang kanekes menutup diri rapat-rapat dari pengaruh luar serta menjungjung tinggi budaya leluhur yang di wariskan dari karuhun nya yaitu prabu pucuk dari kerajaan pajajaran.
Kepribadian nya sangat menarik, kulit tubuh dan panggung mereka berwarna kekuningan, terlihat lurus, tidak pernah tertawa atau bercanda, terlihat arogan namun rendah hati, jujur, memiliki prinsip yang kuat tapi tidak keras kepala, tidak mudah untuk dipengaruhi atau dibujuk, tetapi tidak pernah memberi masalah untuk yang lainnya.
Terdapat dua kelompok besar dalam masyarakat Kanekes yaitu Baduy dalam dan Baduy Luar. Orang Baduy tinggal di kampung tangtu telu, desa Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Baduy dalam sangat memegang teguh prinsip nenek moyang dan hidup dengan cara-cara tradisional, Baduy dalam dianggap sebagai pelindung keseimbangan alam dengan merawat hutan, sungai, dan gunung-gunung sehingga manusia dapat hidup secara harmonis dengan Bumi.
Keywords : tempat wisata, wisata baduy, paket wisata, perjalanan wisata, obyek wisata, desa wisata, wisata alam, ekowisata, destinasi wisata,
Paket Wisata Baduy
NOMOR PAKET | : | HADE-2D1N.17 | download brosur |
KEGIATAN | : | Wisata Budaya Baduy |
DURASI SABA | : | 2 Hari 1 Malam |
DESTINASI | : | Baduy Luara dan Dalam |
AKOMODASI | : | Menginap di Gajeboh |
MIN/ MAX PAX | : | 14-16 orang (atau kelipatannya) |
INVESTASI | : | +62 857-8000-2200 |
Hari pertama : Anda akan berangkat menggunakan kendaraan elf yang dapat menampung hingga 16 wisatawan dari Jakarta pada pagi hari. Perjalanan ini akan membawa Anda menuju Desa Ciboleger, yang terletak di kabupaten Lebak, provinsi Banten, dengan perkiraan waktu tiba sekitar pukul 11:30 (waktu ini disesuaikan dengan fasilitas paket yang Anda pilih).
Setelah tiba di Desa Ciboleger, perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju kampung Gajeboh di Baduy luar. Selama perjalanan ini, Anda akan melewati empat kampung Baduy luar lainnya, yaitu kampung Babakan Joro yang terkenal dengan kerajinan Baduy-nya, Cipondoh, Kadu Ketug, dan Kampung Balimbing. Di salah satu rumah penduduk yang berada di kampung Gajeboh, wisatawan akan beristirahat sejenak, sebelum nantinya melanjutkan perjalanan ke kampung Baduy Dalam pada hari berikutnya.
Salah satu daya tarik di Kampung Gajeboh adalah jembatan bambu sepanjang 24 meter. Jembatan ini ditopang oleh dua pohon Angsa yang telah berusia ratusan tahun, dan melintang dengan anggun di atas Sungai Cihujung menuju salah satu kampung Baduy Dalam. Jembatan ini merupakan pemandangan yang tidak biasa bagi pengunjung, karena menampilkan keindahan alam dan keunikan budaya Baduy.
Dengan menempuh perjalanan ini, Anda akan memiliki kesempatan untuk mengenal lebih dekat budaya dan kehidupan masyarakat Baduy. Kampung-kampung yang Anda kunjungi menawarkan pengalaman yang autentik dan mendalam tentang tradisi, kerajinan, serta kehidupan sehari-hari suku Baduy.
.
Seiring tiba pada pukul 12 siang, para wisatawan akan dihidangkan dengan nasi beas pare Gede beserta beragam hidangannya sebagai jamuan makan siang setelah menghabiskan setengah hari perjalanan dari Jakarta. Setelah sedikit istirahat untuk menghilangkan kelelahan, wisatawan akan diajak untuk berinteraksi dengan penduduk Gazeboh. Beberapa kegiatan menarik yang dapat dilakukan antara lain menyaksikan proses pembuatan jala ikan, mengamati pengrajin kain tradisional Baduy, dan mempelajari tata cara hidup masyarakat Baduy yang memegang teguh adat dan budaya leluhur mereka. Bagi yang berminat, wisatawan juga dapat bermain atau mandi di Sungai Ciujung menjelang senja, sekitar pukul 17:00.
Pada malam harinya, wisatawan akan disuguhkan suasana kampung adat yang tercermin dalam kegelapan tanpa aliran listrik yang menerangi. Dalam suasana hening yang jauh dari keramaian, wisatawan akan menikmati makan malam yang disajikan dengan menggunakan bahan-bahan hasil pertanian masyarakat Baduy yang sarat dengan kearifan lokal. Di tengah suasana malam yang tenang ini, beberapa kegiatan budaya dapat diadakan di antaranya pagelaran Angklung dan alat musik tradisional lainnya. Semua kegiatan ini dilakukan sebelum wisatawan bersantai di atas tikar pandan yang tersaji di tengah rumah tradisional Baduy.
Hari kedua : Keesokan harinya, para wisatawan akan terbangun oleh kicauan ayam dan nyanyian merdu burung yang menyambut matahari terbit. Setelah menjalani aktivitas pagi dan sarapan, wisatawan akan memulai perjalanan menuju kampung Cibeo (Baduy Dalam) dengan melewati sejumlah kampung yang memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kampung-kampung tersebut antara lain Cicakal Muara, Cicakal Leuwi Buled, Cipaled, dan Cepak Bungur.
Tiba di Baduy Dalam (Cibeo), para wisatawan akan disajikan makan siang. Selama berada di sana, mereka akan dapat mengamati dan mempelajari karakteristik pedesaan yang khas. Setelah puas menikmati keunikan kampung Cibeo, wisatawan akan diajak kembali ke kampung Gazeboh untuk kemudian melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta.
Perjalanan ini akan memberikan pengalaman yang berharga bagi para wisatawan dalam memahami budaya dan kehidupan masyarakat Baduy. Keunikan kampung-kampung yang mereka kunjungi, serta interaksi dengan penduduk setempat, akan meningkatkan pemahaman mereka tentang warisan adat dan budaya yang dijunjung tinggi oleh suku Baduy.
Perjalanan ini tidak hanya menjadi sarana untuk menjelajahi keindahan alam, tetapi juga kesempatan untuk mengenal dan mengapresiasi keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Setelah melalui pengalaman yang tak terlupakan di kampung-kampung Baduy, wisatawan akan meninggalkan jejak mereka dan kembali ke Jakarta dengan kenangan yang tak terlupakan.
(Pada skenario kedua, setelah perjalanan dari Jakarta pada hari pertama, wisatawan akan langsung menginap di Baduy Dalam / Cibeo.)
– Bus Pariwisata
– Perijinan + Tiket masuk wisata
– Tradisional homestay di Baduy Dalam
– 1x Breakfast 2x Lunch, 1x Dinner.
– Air Mineral
– Pemandu ke Baduy Dalam
– Spanduk dan Banner
– Dokumentasi.
Paket wisata 2D1N yang menawarkan kegiatan wisata petualangan dan wisata budaya Baduy. Harga paket mulai dari IDR 450.000 per orang. Anda dapat menghubungi nomor Hotline Wisata Halimun di Hotline Wisata Halimun di nomor +62 857-8000-2200 untuk reservasi.
Baduy dalam
kampung 3 utama
Baduy Dalam, merekalah yang masih memegang aura magis adat Leluhur Sunda. Suasana hening nan tenang, gelap tanpa gemerlap modernisasi dipertahankan suku Baduy Dalam untuk menciptakan sebuah lukisan kehidupan yang damai dan tentram. Pakem adat yang dijunjung tinggi oleh suku Baduy Dalam, nilai etnik yang eksotik lagi bernyawa dan kearifan lokal yang kental masih berdenyut kencang di jiwa Urang Kanekes.
Baca lebih lanjutBaduy luar – Cicakal
Kampung pelestari kerajinan
Lembur Baduy Luar yang dibagi menjadi Cicakal Muara dan Cicakal Leuwi Bulud ini merupakan tempat tinggal pelestari kerajinan alat musik tradisional sunda. Penghasil kriya etnik Baduy asli yang lain seperti karinding, kecapi, rendo, celempung, suling dan alat musik tradisional Sunda lainnya. buah karya tangan terampil ini dijual di Babakan Jaro. Urang Kanekes di Cicakal memahat simphoni di atas kayu dan bambu.
Baca lebih lanjutBaduy luar – kadu ketug
Tua nan eksotik
Jalan setapak berbatu, rumah panggung beratap daun Kirai serta berdinding bilik bambu tanpa hiasan warna dan lorong atau jalan kecil dari sekatan antara rumah satu dengan rumah lain tampak seragam di lembur Kadu Ketug. Ada kesan tua nan eksotik di lembur Baduy Luar ketiga dari Ciboleger ini. Komplek Leuit atau lumbung padi di ujung lembur menandakan masih hadir peradaban Sunda kuno di tanah Kanekes.
Baca lebih lanjutBaduy luar – Cipondok
Ambu yang bertenun
Posisinya yang di tengah dan berdekatan dengan lembur Babakan Jaro dan Kedu Ketug serta menjadi jalur perlintasan orang Baduy Luar. Aktifitas Urang Kanekes di lembur Cipondok ini terasa kental. Kelakar bocah Baduy Luar sekali – kali bersautan dengan suara alat tenun ambu-nya. Sinar matahari merambat di atas anyaman bilik bambu, perlahan naik dan menyorot geliat kearifan lokal yang elok di Cipondok.
Baca lebih lanjutBaduy luar – Gajeboh
Sentral wisata Baduy
Sentral wisata di pedalaman Baduy Luar salah satunya ada di Gajebo. Bentang alam yang menyelimuti suasana etnik magis di lembur Gajebo ini menjadi magnet wisatawan. Jembatan bambu sepanjang 24 meter yang ditopang 2 pohon Angsa berumur ratusan tahun membentang anggun di atas Sungai Cihujung. Geliat kearifan lokal yang ramah memberi sentuhan damai lagi harmonis bagi hati yang singgah di lembur Gajebo.
Baca lebih lanjutBaduy luar – Babakan Jaro
Lembur terdepan
Sampurasun. Selamat datang di Baduy. Jalan setapak berbatu, komplek rumah panggung suku Baduy, segala hasil bumi dan kriya etnik asli suku Baduy akan langsung menculik perhatian wisatawan ketika melihat lembur Babakan Jaro. Menjadi pusat berniaga dan pusat pemerintahan, lembur Baduy Luar paling depan yang berbatasan langsung dengan Ciboleger ini pun dijadikan sentral wisata etnik Baduy Kanekes.
Baca lebih lanjutBaduy luar – Marengo
Yang berhias batu berlumut
Jembatan bambu yang melintang di atas Sungai Cidandang menghiasi muka depan lembur Marengo. Sungai Cihujung yang lebar terlihat jelas mengalir lembut di pinggiran lembur Baduy Luar kelima dari Ciboleger ini. Ratusan tahun lamanya pohon Durian dengan batang besar lagi tinggi menjulang telah banyak tersebar di tanah Marengo. Batu pondasi yang berlumut turut menegaskan tuanya keberadaan lembur Marengo.
Baca lebih lanjutBaduy luar – Cipaler
Laksana taman bambu
Lembur Cipaler laksana taman bambu raksasa. Awi Gede yang berumur tua dan menjuntai tinggi mengitari pemukiman Baduy Luar ini. Tumbuhan Kirai yang daunnya biasa digunakan untuk pelindung atap rumah, tumbuh sebagai penghias aura magis nan eksotik. Lansekap komplek rumah panggung yang berada di tengah hutan tua ini menjadi salah satu lukisan hasil kebudayaan peradaban kuno yang dimiliki Urang Kanekes.
Baca lebih lanjutBaduy luar – Bungur
Lembur pembatas
Pemukiman Baduy Luar yang paling muda sekaligus menjadi lembur yang paling dekat dengan wilayah Baduy Dalam yang sarat kesakralan adat leluhur bila ditempuh dari Ciboleger ini adalah Cepak Bungur. Dihubungkan jembatan bambu melintang di atas Sungai Cihujung yang menjadi sekat antara Baduy Luar dan Baduy Dalam, Cepak Bungur hadir menjadi gerbang terakhir untuk menuju peradaban Urang Kanekes yang kuat.
Baca lebih lanjut