Suasana yang tercipta saat menjelajahi jalur trekking gunung Pancar ke curug Bidadari atau sebaliknya memiliki nuansa romansa hutan pegunungan bawah (submontane forest). Silahkan Anda menghubungi Hotline +62 857-8000-2200, untuk menjelajahi jalur wisata di Sentul
H O T L I N E
+62 857-8000-2200Rute Treekking di Bogor
Trekking Gunung Pancar – Dalam penjelajahan alam liar, terdapat nuansa romansa yang menghadirkan pengalaman tak terlupakan bagi para pecinta trekking.
Di kawasan pariwisata Puncak Bogor, terdapat dua jalur yang menawarkan keindahan alam yang memikat, yaitu jalur trekking dari curug Bidadari menuju gunung Pancar, dan jalur Highland camp ke Puncak Kencana melalui gunung Gedogan dan puncak Karvak. Kedua jalur ini memiliki daya tarik yang unik.
Jalur trekking dari curug Bidadari menuju gunung Pancar menawarkan pemandangan yang menakjubkan. Selama perjalanan, para trekker akan melewati persawahan yang indah, memberikan suasana yang berbeda dan menambah keasrian perjalanan. Sementara itu, jalur Highland camp – Puncak Kencana menawarkan pengalaman berbeda dengan melewati hutan hujan pegunungan yang dikenal sebagai montane forest. Keberagaman flora dan fauna yang ditemui di sepanjang jalur ini akan mempesona para pecinta alam.
Para trekker yang memilih jalur trekking ini akan disuguhkan dengan pemandangan yang memukau sepanjang perjalanan. Dari curug Bidadari menuju gunung Pancar, para trekker akan melewati air terjun yang indah, danau kecil yang menyejukkan, serta lembah yang hijau. Sedangkan pada jalur Highland camp – Puncak Kencana, pesona hutan hujan pegunungan akan menghiasi perjalanan, dengan keindahan tanaman endemik dan kehidupan satwa liar yang menakjubkan.
Perjalanan trekking ini tidak hanya menghadirkan keindahan alam, tetapi juga tantangan yang menantang. Para trekker akan melewati medan yang beragam, termasuk bukit curam, jalan setapak yang licin, dan sungai yang mengalir deras. Dengan kekuatan fisik dan mental yang teruji, para trekker akan merasa bangga saat mencapai puncak perjalanan mereka.
Trekking di kawasan Puncak Bogor merupakan pilihan yang tepat bagi para pecinta alam dan petualangan. Keindahan alam yang menakjubkan, perpaduan antara persawahan dan hutan hujan pegunungan, serta tantangan medan yang menantang menjadikan perjalanan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkaya pengetahuan dan pengalaman para trekker. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi trek-trek menarik ini dan rasakan keajaiban alam yang ada di Puncak Bogor.
Trekking Gunung Pancar Sentul
Trekking Gunung Pancar – Jalur trekking yang menghubungkan curug Bidadari dengan gunung Pancar di Sentul Bogor merupakan salah satu rute menarik yang patut dijelajahi para pecinta alam. Perjalanan dimulai dari curug Bidadari dan berakhir di Taman Wisata Alam Gunung Pancar Karang Tengah, Bogor, Jawa Barat. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jalur ini adalah sekitar 6-8 jam perjalanan.
Selama perjalanan, pendaki akan melewati beragam medan yang menarik. Rute ini menawarkan pengalaman yang berbeda-beda, mulai dari melewati persawahan yang indah, melintasi sungai perkampungan, hingga memasuki hutan pinus merkusii yang menakjubkan. Setiap etape perjalanan memiliki tantangan tersendiri yang harus dihadapi dengan baik.
Perjalanan trekking ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga menguji ketangguhan dan keberanian para pendaki. Keberhasilan dalam menyelesaikan setiap etape perjalanan akan memberikan rasa kepuasan dan kebanggaan tersendiri.
Selain itu, rute trekking ini juga memungkinkan para pendaki untuk menjelajahi kekayaan alam dan keanekaragaman flora dan fauna di sekitar area Bogor. Dalam perjalanan, pendaki dapat menemui berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang hidup di lingkungan sekitar, menambah kekaguman terhadap keajaiban alam.
Bagi para pecinta alam dan petualangan, jalur trekking ini merupakan pilihan yang tepat untuk menguji keterampilan dan stamina mereka. Dengan persiapan yang matang dan kehati-hatian selama perjalanan, setiap pendaki dapat menikmati keindahan alam dan menciptakan kenangan tak terlupakan di kawasan Sentul Bogor.
The trekking Story of Gunung Pancar
Trekking Gunung Pancar – Dalam ekspedisi musafir bulan Shafar 1443, kami menjelajahi beberapa jalur trekking di kawasan pegunungan, termasuk hutan pegunungan (Montane forest) di Puncak serta pegunungan Halimun. Kami juga menyusuri beberapa sungai pegunungan yang merupakan bagian dari DAS Ciliwung. Dalam catatan perjalanan kami kali ini, kami akan membagikan pengalaman kami di kawasan Gn. Paseban, di bagian baratnya.
Perjalanan kami dimulai dari Bojong Koneng di Curug Bidadari, yang dulunya dikenal sebagai curug Bojong Koneng. Saya, yang disapa dengan nama kecil Kiade, dan rombongan lainnya bertemu di curug Bidadari Sentul, di Jl. Sentul Paradise Park. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan dengan menyusuri jalan di pojok timur laut curug Bidadari menuju dusun Cibingbin. Kami melewati jalan setapak yang dimulai dari ujung curug Bidadari dan melintasi ladang-ladang yang luas. Pada awal perjalanan ini, kami tidak menemui banyak tanjakan curam atau turunan terjal yang dapat membuat tubuh lelah.
Perjalanan kami dipenuhi dengan variasi medan, bergantian antara persawahan dan ladang dengan nuansa pedesaan yang berbatasan dengan hutan. Semangat kami semakin membara saat menjelajahi daerah ini. Suhu udara yang sejuk dan awan yang menaungi kawasan Sentul membuat udara terasa segar. Namun, sedikit kekhawatiran juga terlintas dalam hati kami, mengingat kemungkinan hujan deras di tengah perjalanan.
Selama etape pertama perjalanan ini, kami mengalami banyak petualangan sederhana yang menambah pengalaman kami. Konon kabarnya, lingkungan sekitar jalan yang akan kami lewati dihuni oleh berbagai hewan liar yang berkeliaran bebas, seperti monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), ular (sub-ordo Serpentes), dan babi hutan/celeng (Sus verrucosus). Kami dapat melihat jejak-jejak kaki mereka yang masih basah di tanah, serta berbagai jenis hewan melata lainnya. Selain itu, jembatan sasak dengan konstruksi bambu (rawayan) yang menghubungkan dua sisi dataran yang terbelah oleh sungai turut melengkapi pengalaman petualangan kami di pagi menjelang siang.
Tanpa adanya pemandu lokal, kami hanya mengandalkan naluri rimba untuk menuntun langkah kami. Kami berjalan melalui pematang sawah dan melintasi terasering yang luas, sebuah warisan teknologi pertanian dari masa lampau yang perlahan terkikis oleh perkembangan zaman. Kami yakin bahwa ada sebuah dusun di sekitar tempat ini, karena tanda-tanda kehidupan pertanian yang kami saksikan di sekitar kami. Dalam jarak yang cukup jauh, kami melihat seorang bapak tua berjalan ke arah yang berlawanan. Saat kami bertemu dan berpapasan, beliau dengan ramah tersenyum dan menyapa kami untuk pertama kalinya. Kami berbincang sejenak, dan dengan sukacita, beliau memberikan informasi mengenai arah yang harus kami tuju.
Akhirnya, kami menemukan dusun Cibingbin setelah melewati tanjakan yang cukup tinggi dan menyeberangi aliran sungai yang airnya sangat jernih. Di sungai ini, saya tergoda untuk mencuci muka dan menyegarkan diri. Kesegaran air sungai dan sedikit istirahat di sebuah batu besar di antara bebatuan sungai membuat energi kami pulih kembali, dan kami segera melanjutkan perjalanan.
Dalam perjalanan kami menuju dusun Cibingbin, kami tidak menemukan banyak hal menarik di sana. Menurut cerita penduduk setempat, nama Cibingbin berasal dari pohon Bingbin yang tumbuh di sepanjang aliran sungai. Konon, di sekitar aliran sungai tersebut terdapat sebuah curug yang dinamakan curug Cibingbin, yang berada di atasnya terdapat sebuah goa yang konon dijaga oleh makhluk halus bernama Buto Ijo.
Setelah beristirahat sejenak di pondok salah satu penduduk, kami melanjutkan rute kedua menuju Gunung Pancar. Kali ini, perjalanan kami melibatkan melewati sawah yang luas di seberang sungai yang mengalir dengan deras. Tanpa adanya jembatan, kami harus melompati bebatuan dan kadang-kadang terjun ke sungai untuk mencapai persawahan di sebelahnya.
Perjalanan kali ini cukup menantang karena kami harus berjalan di atas galengan persawahan yang licin. Lumpur bekas hujan deras semalam membuat kondisi semakin sulit. Namun, berkat sepatu Millet yang dilengkapi dengan gerigi kasar pada alasnya, kami dapat mempertahankan cengkeraman kami pada tanah yang berlumpur. Terbayang betapa berisikonya jika seseorang hanya menggunakan sepatu olahraga atau sandal gunung biasa. Risiko terpeleset menjadi sangat tinggi, dan tenaga akan cepat terkuras habis.
Dari pematang setapak, kami memandang ke depan melintasi keluasan petak-petak sawah yang terbentang. Pemandangan yang terhampar begitu indah dan mempesona menyambut mata kami. Terlihat di kejauhan dua bukit hijau dengan pepohonan menjulang di atasnya. Di antara kedua bukit tersebut, terdapat sebuah lembah yang mungkin menjadi titik tujuan perjalanan kami dalam ekspedisi ini. Jika benar bahwa itu adalah Gunung Bunder, maka kami perlu menyimpan lebih banyak energi dan mental untuk mendaki.
Di ujung persawahan yang berbatasan dengan hutan, kami memulai pendakian. “Naik-naik ke puncak Gunung, tinggi-tinggi sekali, kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara.” Syair lagu yang sering dinyanyikan saat kami masih di sekolah dasar, ciptaan Ibu Sud, terlintas dalam pikiran. Sungguh, pemandangan di sekitar kami saat ini seperti terlahir dari lingkungan yang diungkapkan dalam lirik tersebut.
Pada awal pendakian, jalanan setapak terlihat jelas. Namun, semakin kami melangkah ke dalam, semakin tinggi semak-semak tumbuh dan menutupi jalur kami. Satu per satu, kami melangkah dengan formasi yang khas, mengikuti langkah orang Baduy. Kami terus melangkah, menapaki semak belukar yang tumbuh di antara pohon-pohon yang tegak. Bergantian, kami memimpin perjalanan di depan.
Pesan yang disampaikan oleh seorang tua di dusun Cibingbin saat kami memulai etape perjalanan kedua masih terngiang di benak kami. “Tetaplah pada jalur yang dilalui, karena jika tidak, akan tersesat di belantara hutan.” Dalam perjalanan trek kali ini, kami sesekali menemui percabangan atau jalur yang terpotong oleh sungai kecil. Kami harus membuka peta, mengandalkan kompas, atau menggunakan GPS Map Garmin 60SC yang kadang hanya menunjukkan sinyal satelit sebanyak 2 bar.
Dalam perjalanan ini, kami selalu membuat keputusan sulit terkait jalur pendakian dan keselamatan melalui berembuk. Meskipun fasilitas peta yang biasa digunakan melalui browser internet atau informasi dari mesin pencari sangat mempengaruhi kehidupan perkotaan pada umumnya, namun dalam perjalanan kami kali ini, teknologi tersebut tidak dapat mempengaruhi kami karena terbatas oleh sinyal yang tidak memadai.
Menurut kami, hal ini sebenarnya merupakan hal yang baik. Keterbatasan teknologi membuat kami mengandalkan kemampuan murni manusia yang terlahir dari pengetahuan, logika, dan intuisi dalam menghadapi perjalanan kehidupan. Gusti Allah telah memberikan ilmu kepada manusia sebagai bekal dalam menjalani kehidupan, yang tentunya lebih agung daripada pencapaian teknologi manusia. Teknologi ciptaan manusia, meski menjadi kiblat kehidupan bagi sebagian orang, tidak dapat dibandingkan dengan keilahian dewa-dewa yang lebih tradisional. Perangkat elektronik seperti handphone, tablet, laptop, dan lainnya, meski memiliki fungsi khusus sebagai alat komunikasi, tidak boleh menggantikan hubungan manusia dengan Tuhan. Terlalu sering manusia mengandalkan teknologi ini, bahkan mencari informasi di Google lebih banyak daripada mengingat nama-nama Tuhan yang seharusnya diutamakan.
Namaku Kiade, aku merasa sedikit tersesat dalam menuliskan kisah trekking Gunung Pancar. Mari kita kembali ke jalur yang benar agar pikiran pembaca tidak tersesat. Perjalanan kami melalui semak belukar dan ilalang yang rapat perlahan tergantikan oleh pohon-pohon pinus merkusi. Ini menandakan bahwa tujuan perjalanan kami sudah semakin dekat. Titik akhir perjalanan tidak lagi terlalu jauh.
Rasanya sudah cukup jauh dan tinggi perjalanan pendakian kami sejak meninggalkan batas ujung persawahan dan memasuki hutan. Sejenak, kami berbalik memandang ke belakang dan melihat pemandangan yang terbentang luas. Persawahan yang telah kami lewati dan dusun Cibingbin yang baru saja kami kunjungi terlihat begitu kecil, bahkan hampir tak terlihat oleh mata telanjang. Terlihat juga curug Bidadari, titik awal perjalanan kami, hanya sebagai uap putih yang menari di tengah keindahan Sentul City yang dulunya merupakan kawasan hutan karet milik PTPN Wilayah IX.
Senja mulai tiba, kegelapan mulai menyelimuti. Matahari akan segera tenggelam dan digantikan oleh bulan pada akhir Shafar. Kami bergegas agar tidak kesulitan mencari jalur di antara semak belukar yang semakin gelap karena redupnya sinar matahari. Dengan tenaga terakhir yang tersisa, kami menaklukkan tanjakan terakhir untuk mencapai batas hutan Pinus Merkusii, tempat lokasi wisata alam Gunung Pancar berada. Dengan semangat dan sinar matahari yang menerpa pucuk-pucuk pinus merkusii, kami melangkah dengan mantap menuju akhir perjalanan hari ini.
Hari ini, kami telah melangkahkan kaki selama kurang lebih 3/4 hari perjalanan, menempuh belasan kilometer melintasi perkampungan, persawahan, kebun, semak belukar, dan hutan. Kami berinteraksi dengan alam sekitar dan sejenak melupakan keramaian dan kehidupan sibuk di kota besar.
Obyek daya tarik wisata trekking gunung Pancar
Trekking Gunung Pancar – Perjalanan trekking antara Curug Bidadari dan Gunung Pancar di Sentul menciptakan nuansa yang unik melalui empat elemen utama: air dalam bentuk curug dan aliran sungai, persawahan, hutan Gunung Pancar, dan perkampungan sekitarnya. Di balik perjalanan ini, terdapat sebuah harmoni yang memukau di mana instrumen alam memainkan peran penting dalam menyatu dengan semangat penjelajahan.
Gunung Pancar

Trekking Gunung Pancar – Kawasan Wisata Alam Gunung Pancar menawarkan keindahan alam yang memukau, keanekaragaman flora dan fauna yang menakjubkan, serta udara yang sejuk. Pengunjung dapat menikmati pengalaman berkemah yang penuh petualangan di tengah alam yang menawan. Selain berkemah, terdapat pula berbagai kegiatan menarik yang dapat dilakukan di sekitar area perkemahan, seperti outbound memanah, menembak, berkuda, dan bersepeda.
Sebagai kawasan pelestarian alam, Taman Wisata Alam Gunung Pancar telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 156/Kpts-II/1988 tanggal 21 Maret 1988, dengan luas mencapai 447,5 hektar. Selain berfungsi sebagai sarana pendidikan dan penelitian, Taman Wisata Alam Gunung Pancar juga dikembangkan sebagai tempat rekreasi, khususnya rekreasi di alam terbuka.
Hutan di Gunung Pancar memiliki beberapa tipe vegetasi, antara lain hutan alam pegunungan, hutan tanaman, dan semak belukar. Hutan alam pegunungan terdapat di lereng hingga puncak Gunung Pancar dengan luas sekitar 15 hektar. Beberapa jenis tumbuhan yang dapat ditemukan di hutan ini meliputi Rasamala (Altingia exelsa), Huru (Quercus sp.), Beringin (Ficus benyamina), Puspa (Schima walichii), Saninten (Castanopsis argentea), Jamuju (Podocarpus imbricatus), Rotan (Calamus sp.), serta beberapa jenis liana. Selain itu, terdapat pula tumbuhan epifit yang tumbuh menempel pada pohon besar, seperti Anggrek, Paku Sarang Burung (Asplenium nidus), dan Paku Tanduk Rusa (Platicerium coronarium).
Tipe vegetasi hutan tanaman mendominasi sebagian besar kawasan dengan luas sekitar 160 hektar. Beberapa jenis tanaman yang ditemui meliputi Pinus (Pinus merkusii), Sengon (Albizia falcatria), Kayu Afrika (Maesopsis eminii), dan Meranti (Shorea sp.), yang ditanam pada tahun 1982-1983.
Selain itu, terdapat pula tanaman-tanaman budi daya masyarakat, seperti singkong, pisang, dan tanaman pertanian lainnya. Sedangkan tumbuhan semak belukar di kawasan ini meliputi Kirinyuh (Chromolaena odorata), Harendong, Jarong, Saliara, Lantana (Lantana camara), dan Alang-alang (Imperata cylindrica).
Curug Bidadari Sentul

Trekking Gunung Pancar – Curug Bidadari, atau air terjun Bidadari, memiliki ketinggian sekitar 50 meter dan airnya berasal dari area konservasi di Jl. Sentul Paradise Park, Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat. Salah satu daya tarik utama Curug Bidadari adalah batu besar yang terdapat di bagian bawah air terjun, yang menjadi ikon dari destinasi ini.
Air terjun ini terletak di kawasan bukit Sentul yang menawarkan panorama hijau perbukitan, pemukiman elit, dan kompleks perumahan villa. Dalam mitologi setempat, Curug Bidadari dikaitkan dengan pemandian para bidadari. Konon, sering terdengar suara perempuan di sekitar Curug Bidadari, meskipun saat dicek kembali tidak ada wujud siapapun. Mitos ini terus diceritakan dan menjadi bagian dari folklore masyarakat.
Selain keindahan air terjun dengan batu besar yang eksotis, area wisata ini juga memiliki kolam renang yang terletak tepat di bawah air terjun. Pengelola menyediakan dua kolam renang, yaitu Wave Pool yang ditujukan untuk orang dewasa dengan kedalaman sekitar 1,5 meter, dan Lazy Pool yang dikhususkan untuk anak-anak dengan kedalaman sekitar 30 cm. Keseluruhan area kolam renang di Curug Bidadari memiliki luas sekitar 6400 meter persegi.
Simpulan dan FAQ Trekking Gunung Pancar Sentul
Trekking Gunung Pancar – Dalam perjalanan trekking Gunung Pancar Sentul, pengunjung dapat merasakan keindahan alam yang memukau dan keberagaman flora serta fauna yang mengagumkan. Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar menjadi destinasi yang ideal bagi para pecinta alam dan petualangan. Dengan rute yang melintasi persawahan, hutan, dan bukit-bukit hijau, trekking ini menawarkan pengalaman yang mengasyikkan dan memacu adrenalin.
Curug Bidadari, dengan air terjun yang indah dan ikonik, menjadi salah satu daya tarik utama perjalanan ini. Suasana romantis dan nuansa mistis yang menyelimuti curug tersebut menambah pesona dan daya tariknya. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati fasilitas kolam renang yang berlokasi di bawah air terjun, memberikan kesempatan untuk bersantai dan menikmati keindahan alam yang spektakuler.
Tidak hanya itu, Gunung Pancar juga menyajikan keanekaragaman flora dan fauna yang menakjubkan. Tipe vegetasi hutan alam pegunungan, hutan tanaman, dan semak belukar memberikan pengalaman yang berbeda-beda bagi para penjelajah. Pohon-pohon pinus merkusii yang menjulang tinggi, tumbuhan epifit yang mempesona, serta keberagaman satwa liar menjadi bagian dari kekayaan alam yang terdapat di kawasan ini.
Dengan keunikan dan keindahan alam yang ditawarkan, trekking Gunung Pancar Sentul merupakan pilihan yang tepat bagi para penggemar wisata alam dan petualangan. Melalui perjalanan ini, pengunjung dapat menjelajahi keindahan alam, menguji keberanian, dan menciptakan kenangan tak terlupakan. Semua itu menjadikan Gunung Pancar Sentul sebagai destinasi trekking yang tidak boleh dilewatkan bagi para pecinta alam dan petualangan.
A : Trekking Gunung Pancar adalah aktivitas menjelajahi jalur trekking di Gunung Pancar, Sentul, Bogor, Jawa Barat dengan berjalan kaki.
Satu di antara paket trekking yang tersedia di Gunung Pancar adalah Trekking Hutan Pinus. Paket ini telah menjadi pengalaman bagi banyak tamu dan akan didampingi oleh guide lokal yang berpengalaman.
A : Paket Trekking Hutan Pinus di Gunung Pancar meliputi pemandu, air mineral, serta tiket masuk yang gratis.
A : Untuk melakukan reservasi Trekking Hutan Pinus di Gunung Pancar, Anda perlu menentukan tanggal dan jumlah orang yang akan ikut serta. Setelah itu, Anda dapat menghubungi admin untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan melakukan reservasi.
A : Anda memiliki opsi untuk memilih durasi trekking selama 30, 60, atau 90 menit, dengan waktu mulai antara pukul 6 pagi hingga 9 pagi.
A : Silahkan Anda menghubungi Hotline +62 857-8000-2200, untuk menjelajahi jalur Trekking gunung Pancar – Curug Bidadari