Kopi Brido, Kopi dari pegunungan Halimun Salak

Kopi Brido, kopi warisan kolonialis di pegunungan Halimun Salak

Bogor dikenal sebagai salah satu penghasil kopi dunia sejak 1723, Warisan yang masih tersisa saat ini dan menjadi citra kopi Bogor terdapat di Ciasihan yang sebagian besar wilayahnya berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan di  Cibulao kawasan Puncak, Bogor, tepatnya di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor yang berada dalam zona penyangga Gunung Gede Pangrango. Perkebunan kopi rakyat di dua daerah ini dilingkar oleh hutan-hutan tropis.

Di Ciasihan, Kopi Brido sudah ada sejak zaman kolonialisme Belanda dan saat ini telah menjadi kopi khas Desa Wisata Ciasihan, Dari cerita rakyat yang berkembang bahwa Kopi Brido telah dibudidayakan oleh Belanda sejak adanya tuan menir mbah Nyucing untuk menggantikan kopi Varietas Robusta dan Arabica yang saat itu produksinya menurun. (Red : sebutan Kopi Brido ini mungkin merujuk pada Hybrid kopi, biasanya masyarakat sunda di pelosok lebih suka mensederhanakan sebuah kata-kata asing). Kopi Brido memiliki karakteristisk pohon yang lebih besar dan lebih tinggi daripada kopi Robusta dan Arabica, diameter pohon batang bawah Pohon Kopi Brido dapat mencapai 25 centimeter dan tinggi mencapai 17 meter. Terdapat dua karakter biji Kopi Brido, ada yang berbentuk bulat pada ujungnya dan yang adapula yang agak lonjong.

Konon masih menurut cerita rakyat yang berkembang Perkebunan kopi Belanda di lerengan perbukitan Pasir luhur dan kebon baru yang berbatasan dengan gunung Kendeng dipegunungan Halimun, saat itu di dominasi oleh jenis Kopi Brido menggantikan kopi varietas Robusta dan Arabica. Hingga saat ini Desa Wisata Ciasihan merupakan central produksi kopi di Bogor selain Paseban, dan Kopi Brido adalah kopi khas yang diwarisan oleh Belanda kepada setiap keluarga di Desa Wisata Ciasihan.

Menurut penelusuran penulis, asal mula kata Kopi Brido berasal kata kopi Hybrid, “Hybrid merupakan  perkawinan silang antara spesies maupun varietas tanaman kopi. Dalam budidaya kopi dikenal juga perkawinan silang antara spesies maupun varietas kopi yang disebut sebagai hybrid kopi atau kopi hibrida. Tanaman kopi dikawinkan silang bertujuan untuk menghasilkan kopi dengan karakter tertentu. Persilangan atau perkawinan memberi manfaat bagi para pembudidaya kopi karena memungkinkan dapat merekayasa genetika tumbuhan (sifat atau kelebihan) untuk dapat menghasilkan tanaman kopi dengan karakter tertentu”. (sumber : Dongeng Kopi ).

Pohon-pohon kopi Brido di Desa Wisata Ciasihan menyebar pada zona-zona penyangga Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan sebagian nya berada di kawasan Hutan. Tanaman kopi di Desa Wisata Ciasihan merupakan penghubung dua dunia yaitu dunia kebun dan dunia hutan yang menyatu dalam sebuah zona produksi kopi. Inilah agroforest yang merupakan kekayaan kearifan lokal masa lampau pada sebuah kawasan produksi kopi Brido yang melegenda di Desa Wisata Ciasihan.

Panen raya Kopi Brido di Ciasihan setiap tahunnya terjadi pada bulan juni, namun pada setiap bulannya terjadi pemetikan kopi Brida dengan produksi yang tidak sebanyak panen raya. -the Energy of Zarah-

Anda dapat memesan Kopi Brido dengan cara menghubungi HOTLINE kami di nomor +62 857-8000-2200