Homestay, Penginapan berarsitektur tradisional di Desa Wisata

homestay desa wisata malasari

Homestay berarti tempat tinggal warga yang di fungsikan sebagai tempat menginap wisatawan

Homestay di Desa Wisata – di Desa Wisata Malasari dan Desa-Desa Wisata yang berada sebagiannya di zona penyangga gugusan pegunungan Halimun (Desa Wisata Kiarasari, Desa WIsata Tapos-1, Desa Wisata Ciasihan ataupun Desa Wisata Sukajadi, dls) banyak terdapat tempat menginap untuk tinggal sementara para wisatawan asing maupun domestik yang sedang berwisata ataupun melakukan penelitian di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Tempat menginap yang populer dengan sebutan Homestay itu di miliki oleh warga lokal, sebagiannya memang berfungsi sebagai tempat tinggal sehari-hari warga seperti Homestay abah Nduy yang berada di kampung Malasari, ataupun tempat menginap sementara wisatawan yang di bangun secara khusus oleh Suryana yang berada di Kampung Citalahab. Berbeda dengan mbah Nduy, Suryana tidak menjadikan rumah yang  ia tinggali sehari-hari nya sebagai tempat tinggal sementara wisatawan. Ketika wisatawan datang ke Citalahab, Wisatawan akan ditempatkan pada rumah khusus yang tidak jauh dari rumah tinggal sehari-hari Suryana dan keluarganya.

Dan belakangan ini Kementrian Pariwisata Republik Indonesia akan membangun 100.000 Homestay di Desa Wisata yang melibatkan REI (Real Estate Indonesia) untuk membidik kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 275 juta di tahun 2019 (sumber Kemenpar). Tergelitik dengan kata Homestay yang merupakan Bahasa Asing dan cukup familier dalam dunia Pariwisata,  juru ketik Wisata Halimun mencari literatur Homestay dari situs-situs yang bertebaran di dunia maya. inilah beberapa Etimologi tentang Homestay

Etimologi Homestay yang bersumber dari Dunia Maya

Perlu diketahui bahwa sebagian besar tulisan di bawah ini merupakan copy paste (mensadur), di ambil dari dari situs nasional maupun internasional dan disertakan link pada setiap tulisan ataupun kutipannya, hal ini dimaksudukan agar tidak merubah esensi sebuah kalimat yang ingin disampaikan oleh penulis aslinya.

Dalam kutipan CEO Message #15 Homestay Untuk Desa Wisata tertanggal 15-Nop-2016 yang di ambil dari situs www.kemenpar.go.id pada paragrap ke-2, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc sebagai mentri Pariwisata pada masa pemerintahan Jokowi Widodo menulis“….Nah, untuk mewujudkan accomodation yang murah dan mudah kita harus melakukan terobosan dengan membangun sebanyak mungkin homestay (rumah wisata) di desa-desa wisata seluruh pelosok Tanah Air. Murah karena harga penyewaan homestay sangat terjangkau karena dikelola secara mandiri oleh masyarakat.”

Dapat disimpulkan bahwa pada pernyataan Mentri Pariwisata Republik Indonesia itu secara tegas dan jelas mengartikan homestay sebagai “Rumah Wisata yang dikelola mandiri oleh masyarakat dengan harga penyewaan yang murah”.

Homestay di Desa Wisata Bogor
Homestay di Citalahab Halimun

Dalam kamus-internasional.comHomestay (jamak homestay) adalah sebuah sistem dimana para siswa mengunjungi negara asing untuk belajar dengan keluarga lokal dengan harga yang terjangkau. Rumah yang tinggali oleh pelajar adalah tempat tinggal pemilik untuk menampung tamu dengan gratis ataupun membayar.

Dalam kamus en.oxforddictionaries.com definisi Homestay (kata benda) adalah “A holiday or other period abroad spent staying in the home of a local family”. Contoh pengunaan dalam kalimat “my three-week homestay in southern Japan” NZ, Australian “A private house offering accommodation to paying guests. Contoh penggunaan dalam kalimat “we had a another relaxing swim and then returned to the homestay’” 

Dalam situs Travel Hotel, homestay disimpulkan adalah rumah penduduk yang disediakan untuk para wisatawan yang menginap, biasanya pemilik rumah tinggal bersama dengan wisatawan di rumah-rumah keluarga yang tidak bersifat komersial karena wisatawan bertujuan melancong, menyaksikan kegiatan budaya dan sosial. dengan kata lain “Homestay dimiliki secara pribadi yang sebagian kamarnya disewakan kepada wisatawan untuk menginap dalam jangka waktu tertentu”.

Homestay Desa Wisata
Homestay abah Nduy Di kp. Malasari Halimun

Berbeda dengan yang di kisahkan dalam blog nya Nadhira Arini  : “oke, gw coba artiin dengan kata-kata gw sendiri deh.., jadi homestay itu ya, kita tinggal di negara asing bersama keluarga asli negara tersebut. Di sana, kita bisa belajar bahasanya, kultur di sana, dsb. Selama kurun waktu maks 1 tahun atau bisa juga di perpanjang jadi 2 tahun. Bisa diperpanjang klo keluarga di sana sayang banget sama kita dan pengen kontrak kita di perpanjang. Tergantung sikon. Nah, si keluarga yg tinggal sama kita nanti ini namanya HostFamily. Jadi mereka istilahnya jadi orang tua angkat kita. Mereka bertanggung jawab buat bayarin segala kebutuhan hidup kita selama kita tinggal di sana. Dari mulai makan, minum, dll.”

Penjelasan Homestay versi Nadhira Arini memiliki sedikit kemiripan dengan versi nya  Wikipedia berbahasa EN “Homestay is a popular form of hospitality and lodging whereby visitors stay in a house or apartment of a local of the city to which they are traveling. The length of stay can vary from one night to even a year and can be free, in exchange for monetary compensation, in exchange for a stay at the guest’s property either simultaneously or at another time (home exchange), or in exchange for help on the host’s property. Longer term homestays are popular with students that are participating in study abroad programs. Homestays are examples of collaborative consumption and sharing. In cases where money is not exchanged in return for accommodation, they are examples of a barter economy or gift economy.”

Konsep Homestay memiliki kemiripan dengan INDEKOS dalam frase Belanda

Indekos atau kos adalah sebuah jasa yang menawarkan kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu. Kata ini diserap dari frasa bahasa Belanda “in de kost”. Definisi “in de kost” sebenarnya adalah “makan di dalam”, tetapi dapat pula berarti “tinggal dan ikut makan” di dalam rumah tempat menumpang tinggal.

Pada zaman kolonial Belanda di Indonesia, “in de kost” adalah sebuah gaya hidup yang cukup populer di kalangan menengah ke atas untuk kaum pribumi, terutama sebagian kalangan yang mengagung-agungkan budaya barat / Eropa khususnya adat Belanda, dengan trend ini mereka berharap banyak agar anaknya dapat bersikap dan berprilaku layaknya bangsa Belanda atau Eropa yang dirasa lebih terhormat saat itu.

Dalam masa penjajahan, bangsa Belanda ataupun bangsa Eropa pada umumnya mendapat status sangat terpandang dan memiliki kedudukan tinggi dalam strata sosial di masyarakat, terutama di kalangan masyarakat pribumi Indonesia. Orang-orang yang bukan orang Belanda dan berpandangan non-tradisional menganggap perlunya anak mereka bersikap “seperti layaknya” orang Belanda. Dengan membayar sejumlah uang tertentu sebagai jaminan, anaknya diperbolehkan untuk tinggal di rumah orang Belanda yang mereka inginkan, dengan beberapa syarat yang sudah diperhitungkan, dan resmilah si anak diangkat sebagai anak angkat oleh keluarga Belanda tersebut.

Setelah tinggal serumah dengan keluarga Belanda tersebut, selain diperbolehkan makan dan tidur di rumah tersebut, si anak tetap dapat bersekolah dan belajar menyesuaikan diri dengan gaya hidup keluarga tempat ia menumpang. Dari situasi inilah mungkin sisi paling penting dari konsep “in de kost” zaman dulu, yaitu mengadaptasi dan meniru budaya hidup, bukan sekadar hanya makan dan tidur saja, namun diharapkan setelah berhenti menumpang, sang anak dapat cukup terdidik untuk mampu hidup mandiri sesuai dengan tradisi keluarga tempat di mana ia pernah tinggal. Hal ini dianggap mirip atau sama dengan konsep “Home stay” (bahasa Inggris) pada zaman sekarang. (sumber id.wikipedia)

Rumah tinggal warga yang di fungsikan sebagai tempat menginap wisatawan

Namun, apapun tafsiran secara Etimologi, di Desa Wisata Malasari dan desa-desa wisata di gugusan Halimun banyak terdapat banyak rumah yang di miliki dan ditinggali oleh warga setempat maupun yang di buat sengaja dan di khususkan untuk wisatawan yang berwisata di Taman Nasional Gunung Halimun Salak,  seperti Di kampung Citalahab, Kampung Ciwalen dan kampung Malasari. Sebagian wisatawan ada yang menyebutnya Homestay, Gues House, Penginapan, Pondok Wisata ataupun rumah penduduk.

Adanya rumah penduduk yang kerap dijadikan tempat tinggal sementara wisatawan domestik dan mancanegara telah memberikan warna baru bagi geliat pariwisata Desa Wisata Malasari dan Desa- Desa Wisata lainnya di Gugusan pegunungan Halimun. Jika anda ingin menikmati rasanya tinggal di Desa bersama warga desa dan menikmati hutan Halimun dan Kearifan lokal masyarakat Desa Halimun (red: Desa Halimun  adalah sebutan terhadap lima Desa Wisata yang berada di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun dengan berbagai karakteristik khusus dan unik untuk tujuan atau tempat wisata.), segera hubungi HOTLINE kami di bawah ini.

Baca juga : Cikaniki Citalahab, Penginapan di Gunung Halimun yang bernuansa rimba

H O T L I N E

+62 857-8000-2200

Feel the heart of Java Ecotourism

 

Paket Wisata

Paket wisata Halimun Adventure Journey merupakan tindakan perjalanan berpetualang dan atau kegiatan berwisata yang dilakukan dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak guna menikmati keindahan bentang alam serta atraksinya dengan segala fenomena estetika yang unik dan sifatnya menarik serta tidak biasa. Lihat Youtube

Dapatkan paket wisata

Paket wisata Halimun Lembur Experience adalah kegiatan  wisata yang seiring mendapatkan pengetahuan dan atau keterampilan yang diperoleh dari interaksi secara langsung antara wisatawan dengan masyarakat lokal dalam sebuah peristiwa bertani, berkerajinan dan berkesenian di kampung dalam gugusan TNGHS. Lihat Youtube

Dapatkan paket wisata

Paket wisata Halimun Wildlife and Nature merupakan wisata petualangan guna merasakan misteri terdalam keindahan hutan Taman Nasional Halimun Salak dengan keragaman pesona flora faunanya yang liar pun lanskap alamnya . Jika beruntung, anda akan melihat elang Jawa terbang melintas batas angkasa raya atau seekor macan yang berjalan disela pepohonan.

Dapatkan paket wisata

Rampes....!, Sebuah kata bermagis menjawab sapaan salam budaya ketika anda tiba pertama kali tiba di Kasepuhan Banten Kidul yang menghadirkan perilaku adat berbalut alam yang mempesona. Dengan bermukim sebentar saja dalam paket Halimun Adventure Ethnic, anda akan melewati hari-hari berpetualang di magnetnya kerifan lokal, budaya dan alam yang memukau.

Dapatkan paket wisata

LiveIn dengan muatan Pawon Experience adalah paket turunan Halimun lembur Experience, LiveIn merupakan program wisata edukasi untuk membangkitkan kepedulian sosial dan lingkungan bagi pelajar sekolah dan mahasiswa dengan mengikuti aktivitas keseharian penduduk desa dalam kearifan lokalitasnya di kawasan lingkar gugusan Halimun

Dapatkan paket wisata

Paket Camping, Camping merupakan kegiatan rekreasi di luar ruang dan tidur menggunakan tenda dengan beragam aktivitas utamanya seperti Gathering, Outing pun Camping ceria. Dengan fasilitas yang unik dan menarik, tenda yang biasa dipasang diatas tanah, di Wisata Halimun kini di pasang diantara pepohonan hutan halimun yang populer dengan sebutan flying camp.

Dapatkan paket wisata