Kerjasama Bina Desa; Pembangunan Desa Wisata Kiarasari
Pembangunan Desa Wisata Kiarasari – Dewasa ini, pembangunan desa wisata tengah menjadi sorotan hangat hampir di setiap sudut daerah Indonesia. Mulai dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat, serentak memandang sektor pariwisata merupakan salah satu lahan industri padat karya yang paling tepat untuk dikembangkan sebagai sumber utama pendapatan daerah ataupun negara. Hal ini dapat kita lihat pada kebijakan 3 (tiga) Kementerian Negara Republik Indonesia, yakni Kementerian Desa Pembangunan Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) telah menggaungkan secara resmi Program Pengembangan Desa Wisata Indonesia pada tanggal 20 Mei 2017 lalu.
“Untuk mencapai tujuan pembangunan desa wisata, kerjasama para pihak dapat menjawab kompleksitas dalam pembangunan pariwisata di Desa. Dimana harus menyertakan tiga pilar utama dalam pelaksanaan pembangunan desa wisata, yakni para stakeholder, akademisi dan praktisi untuk menciptakan kebermanfaatan yang berkelanjutan secara berkeadilan bagi masyarakat, alam dan lingkungan serta bagi para pihak yang terkait.” tutur Ade Zaenal Mutaqin salah satu pendiri Wisata Halimun saat memberi sambutan ketiga di acara diskusi panel pembangunan Desa Wisata Kiarasari yang dihelat pada 10 Agustus 2017 oleh Universitas Mercu Buana (UMB) dan bertempat di Kampus Jatisampurna, Bekasi.
Baca juga : Pesona Keindahan dan Keramah-tamahan Desa Wisata Kiarasari
Diskusi panel yang digagas langsung oleh jajaran struktural berikut sejumlah mahasiswa Universitas Mercu Buana Kampus Jatisampurna itu membahas perkembangan dan arah kerjasama antara ketiga pihak tersebut dalam pembangunan desa wisata di desa Kiarasari yang telah dilaksanakan sejak 19 Mei 2017 lalu. Kegiatan tersebut diikuti langsung oleh Kepala Desa serta masyarakat desa Kiarasari dan beberapa Sahabat Wisata Halimun.
Acara yang dihadiri 3 pilar penting tersebut menegaskan bahwa Universitas Mercu Buana yang berperan sebagai akademisi, mendorong penuh pembangunan dan pengembangan pariwisata serta kehidupan masyarakat pedesaan ke arah yang lebih baik lagi dengan berbagai disiplin ilmu yang dimiliki. pada kontribusinya di lapangan, Universitas Mercu Buana menurunkan sejumlah mahasiswanya dari berbagai program studi untuk memberikan dukungan baik secara konseptual ataupun teknis.
“Disini telah hadir beberapa Sekretariat program studi yang menguasai disiplin ilmunya masing-masing. Beliau-beliau ini selanjutnya akan mendukung secara langsung para mahasiswanya untuk berkarya untuk Kiarasari. Saya rasa ini adalah hal yang sangat menarik, memang sudah semestinya kaum akademisi pun kembali ke desa untuk ikut bersama-sama dengan lapisan masyarakat dan para praktisi membangun desa.” pungkas Prof. Dr. Ir. Chandrasa Soekardi DEA yang kini menjabat sebagai Direktur Operasional Universitas Mercu Buana Kampus Jatisampurna dalam sambutannya di kegiatan tersebut.
Prof. Dr. Ir. Chandrasa Soekardi DEA memberi sambutan di acara diskusi panel Universitas Mercu Buana bersama Wisata Halimun dan desa Kiarasari
Sekretariat program studi yang dimaksud diantaranya adalah Muhammad Isradi, ST, MT (Sekprodi Teknik Sipil dan Arsitektur), M. Rifqi, S.Kom, M.Kom (Sekprodi FASILKOM), Firman Alamsyah Ario Buntaran, S.Psi, MA (Sekprodi Psikologi), Bethriza Hanum, ST, MT (Sekprodi Teknik Industri), Octaviuanus Bramanta, S.Ds, M.Ds (Sekprodi FDSK), dan Panji Putranto, SE, M.Ak (Sekprodi Akuntansi). Selain itu, Ir. Eddy Tumenggung, Msi selaku Kepla Biro BAU dan Denta Mandra Pradipta B, S.Ds, M.Si yang menjabat sebagai Sekertariat Biro Kemahasiswaan dan Inovasi turut menghadiri kegiatan tersebut.
Sebagaimana yang diharapkan Prof. Dr. Ir. Chandrasa Soekardi DEA bahwa hadirnya akademisi dengan latar disiplin ilmu yang beragam tersebut dapat mendorong pembangunan Desa Wisata Kiarasari sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. Dalam diskusi panel tersebut, masing-masing Sekprodi berkesempatan menyampaikan gagasan-gagasan yang nantinya akan diimplementasikan lewat rencana kerja dalam pembangunan Desa Wisata Kiarasari.
Selain itu, Prof. Dr. Ir. Chandrasa Soekardi DEA melihat pula bahwa dibalik keterlibatan kaum akademisi, khususnya bagi para mahasiswanya akan memperoleh nilai lebih dalam keilmuaannya masing-masing atas dasar kontribusinya membangun desa yang dimana banyak mempelajari lingkungan perdesaan. Tak luput juga ia berpesan kepada para mahasiswanya agar selalu menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokalitas.
Nurodin Nurhawan SH (Jaro Peloy) memberi sambutan di acara diskusi panel Universitas Mercubuana
Lalu Nurodin Nurhawan SH selaku Kepala Desa Kiarasari yang akrab disapa Jaro Peloy, menyatakan bahwa dengan adanya pembangunan desa wisata di Kiarasari tidak hanya berorientasi kepada peningkatan ekonomi belaka. Menurut Jaro, yang tidak kalah penting adalah membangkitkan gairah masyarakat desa untuk meresapi lebih dalam identitas desanya.
“Saya sangat senang dengan kehadiran Wisata Halimun sebagai praktisi yang telah membawa kaidah-kaidah Wisata Ramah-nya dan mahasiswa-mahasiswa Universitas Mercu Buana yang bersedia mengabdi untuk turut membangun desa Kiarasari dari sektor pariwisata. Selain itu, kerja-kerja yang dilakukan bersama-sama ini, telah membuat kami semakin mengerti seberapa penting mengenal identitas desa kami sendiri.” tutur Jaro saat memberi sambutan di acara diskusi panel yang diselenggarakan oleh Universitas Mercu Buana tersebut.
Wisata Ramah sendiri merupakan sebuah gagasan dan atau acuan konseptual Wisata Halimun dalam kancahnya di dunia pariwisata. Wisata Ramah diterjemahkan sebagai “bentuk pariwisata yang menitik beratkan pada kelestarian alam, keberlanjutan lingkungan dan berkah terhadap masyarakat di sekitar obyek dengan daya tarik wisata, Menyangkut wisata alternatif, dimiliki dan dilakukan oleh masyarakat sebagai pemilik lingkungan dan pesona keindahan alam, pemilik sosial budaya dan kearifan lokal, serta pemilik keramah tamahan, guna memenuhi sensasi dan minat terdalam wisatawan dalam aktivitas pariwisata“.
Wisata Halimun dan Desa Kiarasari di diskusi panel Universitas Mercu buana
Di penghujung diskusi panel antara 3 (tiga) pilar utama dalam pembangunan Desa Wisata Kiarasari tersebut diakhiri oleh closing statement dari Yanuarius Prasetya atau Koh Erik yang menjadi Pimpinan Wisata Halimun.
“Saya hanya ingin berbagi sebuah kutipan dari seseorang yang menyatakan bahwa “Hanya Karya yang Mampu Merubah Dunia”. Maka dari itu, mari kita berkarya bersama!” tutur Koh Erik membuat seisi ruangan bergemuruh oleh tepuk tangan.