Desa Wisata Malasari, Jantungnya wisata di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Bogor, Wisata Halimun – Desa Wisata Malasari merupakan bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung pariwisata yang didalamnya terjadi interaksi antara masyarakat Malasari dengan wisatawan dan dikelola oleh sebuah sistem yang diakui, bertujuan untuk melestarikan suatu kondisi lingkungan yang dapat memacu terjadinya pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesadaran sosial dan lingkungan masyarakat malasari dalam bentuk pariwisata yang ramah.

Selain sebagai identitas, branding dan konseptual, Desa Wisata Malasari merupakan sebuah lembaga yang memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan kualitas dan kuantitas atraksi wisata dan fasilitas pendukungnya, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, kemandirian pelaku pariwisata dan kelompok kreatif, membangun Kelompok Swadaya Masyarakat serta usaha ekonomi kreatif pendukung pariwisata secara berkeadilan serta membangun kelompok sadar wisata di Desa Wisata Malasari.

Kelembagaan Desa Wisata Malasari merupakan suatu pola hubungan antara masyarakat yang saling mengikat dan diwadahi dalam sebuah forum organisasi dengan pengikat berupa norma, kode etik aturan formal dan atau non-formal sebagai bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan kepariwisataan yang ramah. Lembaga Desa Wisata Malasari merupakan sebuah organisasi yang memiliki hierarki dan aturan main dalam interaksi personal ataupun kelompok.

Kelompok kreatif, Kelompok Swadaya Masyarakat yang di dominasi oleh kebanyakan pemilik penginapan / homestay dan kelompok kesenian serta para pelaku wisata perorangan lainnya seperti tour guide dls merupakan roda utama penggerak kepariwisataan Desa Wisata Malasari yang diwadahi dalam organisasi pariwisata Desa Wisata Malasari.

Baca juga : Desa Wisata Malasari, the Heart of Halimun

Sebaran Potensi Desa Wisata Malasari ujung barat

Disebut kampung Nyuncung, karena pedukuhan ini letaknya berada diujung barat Desa Malasari. Mayoritas warganya berprofesi sebagai petani, peternak & beberapa keluarga bermata pencaharian sebagai pembuat sapu awis & anyam-anyaman kerajinan tradisional. Potensi wisata yang berada di kampung ujung barat Desa Malasari adalah air terjun 7 tingkat yang dikenal curug nyunclung lainnya adalah curug Bajing, curug Pasakan, lansekap sawah terasering, camping ground & kebudayaan seperti upacara adat sedekah bumi serta seren tahun.

Kampung kedua yang berada paling ujung barat laut Desa Wisata Malasari adalah kampung Cisangku yang memiliki potensi wisata curug tujuh, camping ground dan setu Cisangku.

Setelahnya adalah Kampung Kramat Banteng dan Kampung Sijagur yang dikelilingi oleh lanskap sawah terasering dan hutan Halimun, kedua kampung yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini, memiliki jumlah penduduk berkisar antara 50-60 orang. Potensi wisata yang berada disekitar dua kampung ini adalah leuwi Bombang, sawah terasering, lumpur hidup, tugu Eyang Cakrabuana, curug Cisarua dan curug Citamiang.

Sebaran Potensi Desa Wisata Malasari ujung selatan

Citalahab merupakan dua perkampungan yang berada di ujung selatan Desa Wisata Malasari yaitu Citalahab Central dan Citalahab kampung, berpenduduk 110 jiwa yang sebagiannya berprofesi sebagai pemandu wisata. Citalahab Central merupakan area yang dikembangkan menjadi kawasan ekowisata sejak tahun 1997. Potensi wisata yang berada dalam kawasan Citalahab adalah Canopy Trail, jalur interpretasi, stasiun pengamatan Cikaniki, camping ground, curug Macan, Homestay & Guest House Citalahab Central.

Disebelah utara Citalahab terdapat Kampung Garung, dihuni oleh sekitar 50an jiwa yang sebagian pemudanya berprofesi sebagai tour guide jika ada pengunjung berwisata ke curug Walet yang merupakan satu-satunya destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan di kampung Garung.

Kampung Malani atau dikenal dengan sebutan rumah tokyo terdapat dalam kawasan perkebunan teh Nirmala Agung, didirikan sudah sejak sejak zamam Belanda. Potensi destinasi wisata yang terdapat disekitar kampung Malani adalah curug Kecapi, perkampungan Malani dan Viewing point perkebunan teh Nirmala Agung

Sebaran Potensi Desa Wisata Malasari, kampung Hanjawar

Nama Hanjawar diambil dari nama sebuah nama pohon sejenis palem-paleman yang dahulunya banyak tumbuh disekitar tempat tersebut. Penduduk Hanjawar masih kental dengan nilai-nilai tradisi dan kepercayaan leluhur, berbagai macam aturan adat masih kental dilaksanakan dan ditaati seperti upacara sedekah bumi dengan cara memendam nasi serta lauk pauknya kedalam tanah sebagai bentuk rasa syukur kepada alam.

Potensi wisata yang terdapat di kampung Hanjawar yaitu curug piit yang memiliki curahan air setinggi 40 m serta hamparan sawah berundak yang dihiasi bebatuan besar mengelilingi perkampungan.

Bagi warga Hanjawar Membuat boboko dan berkerajinan dari material bambu banyak dilakukan sebagai aktivitas selingan setelah mengerjakan rutinitas

Kampung Pasir Banteng berada dalam kawasan Nirmala Agung , disekitar kampung terdapat Training Center Sinar Mas dan perkebunan bunga mawar. Potensi wisata yang berada dalam kawasan ini adalah curug Cikeris 1 dan 2, spot jamur supalumar, setu Nirmala, Viewing spot kebun teh dan homestay pasir Banteng

Sebaran Potensi Desa Wisata Malasari, kampung sejarah

Kampung Malasari yang dikelilingi oleh persawahan dengan sistem terasering berlatar berbagai tipe hutan dibelakangnya. Pada saat ini kampung Malasari merupakan pusat pemerintahan Desa yang sebelumnnya pada tahun 1947 menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Bogor pertama dengan Bupatinya Ipik Gandanamah. dikampung ini terdapat Pendopo Boepati 1947, curug Sawer, makan leluhur, Pesawahan dengan sistem terasering dan perayaan budaya seren tahun.

Kampung Kopo merupakan salah satu kampung tertua di Desa Malasari, dihuni sekitar 250 kepala keluarga. Dikampung ini beberapa aturan adat masih kental dilaksanakam dan ditaati oleh seluruh warganya seperti pelarangan memotong padi pada hari Jumat dan mencangkul di hari Minggu.

Sebaran potensi wisata yang berada dalam kawasan kampung ini adalah wisata alam dan budaya seperti adanya aliran sungai yang menuju ke curug Walet, lansekap sawah yang sangat indah, kesenian calung dan pencak silat serta beberapa keluarga memproduksi kerajinan gula aren sebagai mata pencahariannya, Feel the heart of Java Ecotourism